skip to main |
skip to sidebar
Menghafal Quran yook……!!
Oleh : Muhammad Afdhal Sulaiman
Ketika saya tamat SD dlu, ayah saya menyuruh saya melanjutkan kesekolah
non formal di sebuah pondok tahfiz. Ayah saya sangat teringin
menjadikan saya seorang yang penghafal al-quran. ketika itu umur saya
masih 12 tahun. Saya mulai menghafal sedikit demi sedikit sehingga pada
umur 16 tahun saya bisa menyelesaikan hafalan saya.
Dulu ayah
saya menginginkan saya menjadi penghafal quran karena ingin mendapatkan
mahkota yang di janjikan Allah bagi orang tua yang mempunyai anak
penghafal Al-quran ketika hari kiamat kelak. ayah saya juga memotivasi
saya dengan mengatakan "jika seseorang yang hafal quran maka tujuh
keturunannya akan mendapatkan syafaat al-quran". ayah saya memang banyak
memberika motivasi dengan ucapan manis yang bersumber apa yang Allah
janjikan dan Rasul sabdakan. Ayah hanya bisa memotivasi anak-anak dengan
ucapan dan sangat jarang memotivasi dengan memberikan uang.
Yah…begtulah kenapa alasan ayah saya menginginkan anak nya untuk menjadi
penghafal quran. waktu kecil saya sangat bingung apa gunanya menghafal
quran dan seberapa penting nya menghafal quran itu.
Setelah
saya banyak membaca dan pendidikan saya terus naik dari SD ke MTsn dan
ke ALiyah, saya banyak menemukan dari apa yang saya baca bahwa alquran
memang sebuah ilmu yang harus dan bahkan wajib di tanamkan kepada
generasi. Dan semua itu bisa lengket atau melekat ke genarsi di awali
dengan menghafal quran, setelah itu di ajarkan isinya sehingga generasi
qurani tak pernah putus hingga akhir zaman. Disini lah saya bisa
membuktikan ayat quran yang benar-benar saya rasakan sekarang :
إنا نحن نزلنا الذكرى وإنا له لحافظون
Sesungguhnya kami yang menurunkan al-quran dan pasti kami akan menjaganya.
Dari ayat ini juga bisa timbul pertanyaan, dengan apa allah menjaga
quran ini? Apakah dengan menjaga mushaf yang ada dan disimpan dengan
baik maka alquran ini terjaga? Jawabannnya tidak. Sesungguhnya mushaf
al-quran tak akan pernah utuh, ia akan musnah di telan zaman dan tak
akan ada manfaatnya jika hanya disimpan. Hanya dengan mengahafalnya lah
al-quran akan terjaga dan hanya dengan mengamalkannya lah al-quran ini
terus utuh sampai akhir zaman.
Setelah saya sampai dinegri
para anbiya ini saya banyak menemukan hal yang bisa dijadikan pelajaran
dan perbandingan untuk pengkaderan al-quran terhadap generasi
kegenerasi. Di Indonesia banyak para pemuda yang mulai menghafal
al-quran di usia yang cukup dewasa. Di sebuah universitas al-quran di
kota padang para mahasiswa mulai menghafal pada umur 18 tahun ke atas.
Ini umur yang cukup dewasa dan mereka mulai menyibukkan dengan al quran
pada umur yang dimana umur 18 ini bagus digunakan untuk fokus kepada
ilmu pengetahuan dan pemahaman. Sedangkan di negri kinanah ini saya
temukan anak-anak kecil ketika saya tanyakan "kam hafizta minal quran?"
sepontan mereka menjawab dengan sekian juz dan sekian juz. Sedangkan
diindonesia anak-anak dini masih banyak yang baru mulai belajar membaca,
bukan menghafal.
Dari perbandingan umur focus terhadap
al-quran saja antara negri mesir dan negri kita sangat lah berbeda.
Mereka menyibukkan al-quran di waktu kecil dan ketika mereka di
universitas mereka tak menghabiskan waktunya untuk menghafal lagi, akan
tetapi untuk fokus terhadap pendalaman ilmu sehingga generasi mereka
bisa menjadi generasi qurani dan generasi yang berilmu.
Dalam
menghafal quran seorang anak memang mesti mempunyai seorang motivator
kuat dalam membimbing seorang anak untuk menghafal. Seorang anak
membutuhkan sosok yang bisa menjadikannya sosok yang sabar. Banyak
pelajaran yang di ajarkan ketika menjalani proses mengahfal. Menghafal
quran memang sudah di mudahkan oleh Allah untuk di hafal, akan tetapi
proses menghafal kadangkala anak-anak mempunyai kendala dan masalah
masing-masing. Disini anak-anak di ajarkan untuk terus bersabar dalam
menjalani proses dan seorang anak di ajarkan untuk istiqomah dalam
menghafal. Dari proses mengahafal saja seorang anak bisa melatih diri
untuk mejadi sosok insan yang sabar dan istiqomah apalagi mereka yang
sudah masuk kejenjang ke pendalaman ilmu al-quran. Disinilah kelebihan
orang-orang yang terus mempelajari al-quran.
Sulitnya pangkaderan
al-quran dinegri kita memang mesti kita akui, semua itu dipengaruhi oleh
pemilahan-pemilahan ilmu di sekolah dan juga dipengaruhi doktrin
doktrin buruk terhadap para penghafal quran di masyarakat. Masyarakat
sudah menganggap mengahfal quran hanya bisa mengahbiskan waktu saja dan
tidak menjamin kerja serta masa depan. Selain itu juga dipengaruhi oleh
tidak adanya al-quran di masukkan ke dalam kurikulum. Ini berhubungan
lemahnya pemerintah memberikan pendidikan kepada anak-anak bangsa. Ini
lah beberapa sebab yang saya perhatikan di negri kita.
Pada
hakikatnya Al-quran itu tidak ada hubungannya dengan dunia kerja, tidak
ada hubungannya dengan masa depan cerah atau tidak, tidak ada
hubungannya dengan arti sukses yang salah di kalangan masyarakat, akan
tetapi al-quran itu sangat erat hubungannya dengan penciptaan generasi
yang berakhlak mulia. Sesungguhnya al-quran tak mengahalangi seseorang
untuk menjadi apapun, alquran tak menghalangi seseorang untuk menjadi
sosok yang kaya, tak menghalangi seseorang untuk menjadi pemimpin.
Dari rasulullah saja kita bisa menemukan contoh, rasulullah adalah sosok
pemberani, ia selalu memimpin perang. Rasulullah juga sosok pemimpin
dan penguasa dunia arab, rasulullah juga bisa disebut sosok yang kaya
raya. Sesungguhnya al-quran tak menghalangi seseorang untuk mejadi arti
sukses yang sebenarnya.
Contoh baru-baru ini juga dibuktikan
oleh president baru mesir, sosok president yang penghafal quran yang di
akui semua orang bagaimana akhlak beliau dan semua orang di negri ini
memuji beliau.
Saudaraku...
Ketika al-quran sudah menjadi
sandaran ummat, maka maslahat ummat dan hak-hak umat akan terus terjaga.
mari kita sama-sama saling memotivasi dalam menghafal quran..mari kita
berlomba untuk menjadi sosok berkwalitas dengan mempelajari al-quran.
اللهم ارحمنا بالقرأن و اجعله لنا إماما و هدى و رحمة
Waallhu a'lam