Pembimbing
- Ust. Muhammad Shofwan, Lc.
- Ustzh. Syifah Fauziyah.
Moderator
- Ust. Ismail
Pemateri
- Ust. Beni Saputra
- Ust. Muhammad Fajrul Mubarok
- Ust. Muhammad Afdhal Sulaiman
Judul Makalah
- Uang"
Notulis
- Ust. Beni Saputra
Kritik Tentang Penulisan Makalah
1.
Tidak adanya dalil dari Al-Quran sebagai pendukung dan penguat tulisan
makalah. (Nike. W)
2.
Tema kurang menggigit. (Zakiyah zainun)
3.
Tidak adanya judul dalam sebuah pembahasan (Nabil)
4.
Tentang Umawiyah. Tulisannya "Amawiyah" atau
"Umawiyah". (Abdullah Muttaqin)
5.
Penulisan daftar pustaka
6.
penulisan angka romawi. (Muhib)
7.
Kenapa ada perbedaan penggunaan
bahasa antara 'Upah' dan 'Gaji'. (Isma'il)
8.
Cara menulis Syria dan Al-Quran (Syifah Fauziyah)
Pertanyaan dan Tanggapan Isi Makalah
1.
Bagaimana kelayakan uang robek ketika digunakan untuk alat tukar menukar?
Jawab:
Menurut kami, sebelum kita membahas uang kertas, kita harus bisa membedakan
antara uanag kertas dan uang dinar. Dulu pada zaman rasulullah menggunakan uang
dinar (koin emas) untuk jual beli. Uang emas ini bernilai berdasarkan nilai
intrinsikya., sehingga ia menjadi berharga tidak berdasarkan ukuran kecil atau
besar. Tapi nilai intrinsikny yang terbuat dri emas. Meskipun emas ini terbelah
dua, ia akan tetap laku sesuai berapa kadar emasnya.
Lalu bagaimana dengan uang kertas.????
Uang kertas sebenarnya berharga dari nominalnya saja. Uang kertas hanya
sebagai simbol yang ditetapkan pemerintah sebuah negara dalam tukar menukar .
apabila uang ini robek, kita tetap bisa mengunakannya dalam transaksi selama
robeknya kita perbaiki. Uang kertas juga mempunyai ciri khas yang membedakannya
dengan uang kertas lain (uang kertas palsu). Yaitu di uang kertas terdapat satu
benang atau plastik . seperti uang diindonesia. Benang atau plastik ini
dijadikan standar keaslian yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2.
Bagaiman menurut kalian (presentators) tentang redenominasi diindonesia?
Jawab :
Lagi-lagi menurut pandangan kami. Redenominasi tidak akan berpengaruh
terhadap naik turunnya ekonomi indonesia. Karena yang mempengaruhi naik
turunnya ekonomi disebuah negara tergantung seberapa tinggi tingkat
produksinya. seberapa banyak penghasilan negara.
Adapun redenominasi hanya pengurangan jumlah nol dari Rp. 1000 menjadi Rp.
1.
Apabila kita biasanya membeli mie goreng seharga Rp. 1000 maka pemerintah
menukar angka ini dengan uang baru yang ditulis Rp. 1.
lalu kenapa indonesia masih menunda proses redenominasi tersebut?
Redenominasi itu tidak mempengaruhi naik turunnya ekonmi. Akan tetapi
proses redenominasi berhubungan dengan biaya percetakan uang. Mengganti seluruh
uang yang ada di masyarakat. Sehingga pemerintah butuh biaya yang tinggi untuk
banyak mencetak uang yang menurut kami mencetak uang juga membutuhkan biaya
mahal. Pemerintah butuh proses sedikit demi sedikit untuk menyalurkan uang baru
dan melenyapkan uang yang sudah tersebar. Intinya menurut kami redenominasi
lebih berhubungan dengan tingginya biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk
mencetak uang.
3.
Kita sama-sama tahu bahwa indonesia mempunyai banyak hutang ke negara
amerika. Kenapa indonesia tidak mencetak uang banyak2 untuk membayar semua
hutangnya?
Jawab :
Mencetak uang sudah diatur oleh IMF (international monetery fund). Untuk
mencetak uang sebuah negara harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan uang.
Jika tidak selaras antara percetakan uang dengan pasar, maka sebuah negara akan
rentan terjadi inflasi. Baik inflasi ringan, sedang maupun hiperinflasi. Jika
hari ini indonesia mencetak uang selaras dengan pasar dan waktu yang sama harga
US$. 1 sama dengan sekitar Rp. 9500. Maka ketika indonesia mencetak banyak uang
dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk transaksi maka uang tidak
lagi berguna krena terlalu bnyak tersebar sehingga uang tak berharga lagi. Dan
ini akan berakibat terhadap inflasi berat dan awalnya 1 dolar 9500 bisa jadi menjadi
1 dolar sama dengan 50.000 rupiah. Ini
terjadi krena uang terlalu banyak dan produksi terlalu sedikit.
"Kami bisa mengatakan semakin banyak mencetak uang maka semakin rentan
terjadinya inflasi yang berakibatkan mata uang tak lagi bernilai"
4.
Bagaimana menurut kalian penyatuan mata uang sedunia dan apa
langkah-langkahnya?
Jawab :
Untuk sekarang penyatuan uang tidak munkin. Ingat, untuk sekarang saja.
Kenapa??
Karena kondisi ekonomi setiap negara berbeda-beda. Berbeda-bedanya kekuatan
ekonomi setiap negara juga mengakibatkan kuat lemahnya mata uang masing-masing
negara. Anggap saja hari ini dolar amerika bagus dan stabil karena kondisi
ekonomi di amerika sedang stabil. Lalu bagaimana dengan mesir hari ini? Pound
egypt merosot. Ini menunjukkan ekonomi mesir sedang dibawah alias krisis. jadi
penyatuan mata uang tidak mnkin krena masing-masing negara yang sangat
berpengaruh untuk mengatur ekonominya masing-masing.
Lalu bagaimana dengan akan datang? Apakah masih tidak munkin?
Untuk kedapan ya munkin-munkin saja. Yaitu penyatuan mata uang dinar. Mata
uang yang terbuat dari emas. Ini akan bisa terjadi jika umat islam sedunia
bersatu dan tegaknya khilafah. Dengan tegaknya khilafah bisa-bisa saja kita
sama kan sistim ekonomi kita. Bisa jadi kita sama kan seluruh sistim dalam
pemerintahan. Tak ada yang tidak munkin jika umat islam bersatu.
5.
Kita tau ekspor impor mempengaruhi inflasi. Lalu apa lngkah kita untuk
menjauhi yang namanya inflasi tersebut?
Jawab :
Jika kita bicara ekonomi negara dalam menghindari inflasi. Maka kita selaku
masyarakat yang berfikir cerdas harus bisa menjadi masyarakat yang produktif.
Kita harus memperbanyak produksi sesuai sektor apa yang bisa geluti dan bisa
kita kembangkan. Baik sektor pertanian ataupun yang lainnya. Kita harus menjadi
negara yang banyak mengekspor. Negara kita mempunyai lahan pertanian yang luas.
Jika kita maksimalkan lahan yang ada diindonesia maka kita tak akan mengimpor
baik itu beras maupun yang lainnya. Miris sekalai jika yang namanya INDONESIA
mengimpor beras, kedelai dan yang lainnya.
Lalu bagaiman menghindari diri yang namanya inflasi. Jika kita seorang yang
kaya, kita juga harus pandai-pandai menyelamatkan inflasi yang bisa mencuri
uang kita secara diam-diam. Langkah-langkahnya sangat mudah. Selamatkan uang
kita dengan emas. Segera tukarkan uang simpanan kita dengan emas. Karena
kenaikan harga emas pertahun jauh lebih tinggi dan bisa menyelamatkan harta
dari inflasi yang rata-rata pertahun inflasi mencapai 9-11 % pertahun.
Sedangkan kenaikan emas mencapai 30 % perathun. Ini sudah cukup menutupi dari
inflasi.
6.
Apa Perbedaan Redenominasi dan Sanering?
Jawab :
Redenominasi
Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan
memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus
dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin
membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan
ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa,
atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani
perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil
masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama
dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1
satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, maka rasio konversi
dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan 10, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat
disebut sebagai "penghilangan nol"
Sanering :
Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti
penyehatan, pembersihan atau reorganisasi. Dalam konteks ilmu moneter sanering
diartikan sebagai pemotongan nilai uang.Kebijakan sanering akan menurunkan atau mengurangi nilai
uang. Nilai uang juga berubah dari sebelumnya. Misalnya, jika nilai uang Rp100
ribu dipotong menjadi Rp100. Karena nilainya sudah diturunkan, jumlah barang
yang dibeli dengan uang baru akan lebih sedikit dibandingkan dengan uang lama.
Jika Rp100 ribu lama bisa dapat satu baju, maka dengan Rp100 pecahan baru tidak
bisa lagi mendapatkan satu baju yang sama.Kebijakan sanering dilakukan dalam situasi ekonomi sedang
bergejolak dan tidak stabil, khususnya terjadi inflasi sangat tinggi. Sehingga
untuk mengatasinya, bukan harga barang yang diturunkan dengan menambah stok,
melainkan nilai mata uangnya yang diturunkan.
Kelas I B
.