Oleh : Muhammad Afdhal Sulaiman
Pagi rabu nan indah 25 juli semua jendela flat kota Cairo tertutup rapi..yaah....kebiasaan yang tak asing lagi jika jendela
tertutup rapi. ini menandakan bahwa penduduk negri ini
sedang tidur pulas diiringi mimpi-mimpi indah mereka
sehingga pagi yang berkah mereka tukarkan dengan
keindhah-keindahan yang hanya
dapat dirasakan dengan sebatas mimpi. Ketika semua orang hidup
dalam dunia mimpi aku pun menyibukkan pagiku untuk bersiap2 menatap mimpi indah
kemaren yang akan menjadi kenyataan yang akan ku hadapi...yaitu berangkat
kekuala lumpur dan diteruskan ke indonesia ...untuk menemui orang tuaku..yea..sebagai
seorang anak yang hidup di negri orang hanya bisa bermimpi untuk bertemu orang
tua tercinta. Ku merindukan
orang tua yang melahirkan ku dari rahimnya dan orang tua yang melahirkan ku
dari hatinya.
Dengan membaca bismillah ku bertolak dari flatku dan langsung menyinggahi
taksi putih. Dengan di hantar tiga orang teman akupun sampai di bandara
internasioanl cairo setelah menghabiskan waktu perjalanan tiga puluh menit.
Pagi itu indah sekali, dan sangat indah. Begitulah jika hati manusia dibalut
dengan kerindunan dan cinta. Rasa rindu kepada keluarga akan terus menitikkan
tetesan-tetesan cinta. Rindu adalah manifestasi sebuah cinta. Tanpa rindu cinta
hanya seperti bunga tanpa madu. Rindu adalah pemanis sebuah cinta. Begitulah
yang kurasakan pagiku ketika menunggu di ruang tunggu flight ke kuala lumpur
ketika itu.
Perjalanan dari cairo-kuala lumpur membutuhkan waktu lebih dari sepuluh
jam. Rasanya aku ingin melipat waktu agar aku bisa lebih cepat lgi sampai ke kuala
lumpur dan bertemu mama babahku dan acu
ina yang berjanji akan menunggu di KLIA. Tak sabar menatap dan memberikan
senyum pertama kepada mereka. Sungguh aku rindu. Rindu yang tak pernah di awali
dengan pertemuan nyata. Akan tetapi rindu ini muncul setelah aku selalu
berimajinasi tentang mereka sebelum bertemu. Sebelum bertemu mereka sudah dulu
hadir di kepinga-kepingan mimpi setiap malamku. Oh keluarga baruku...terimalah
kunjungan pertamaku ini. Karena kunjunganku ini tak sebatas berkunjung, akan
tetapi kunjungan yang di awali dengan rindu dan cinta.
Sekitar pukul 13:00 waktu malysia flight Ettihad pun landing dibumi melayu
itu. Bumi yang tak asing lagi didengar ketika di indonesia dulu. Bumi dimana
aku mengenal satu keluarga yang Allah perkenalkan kepada ku.
Setelah proses imigrasi selesai aku pun bergegas menuju hall pengambilan
bag. Sungguh lama sekali menunggu bag keluar. Sepertinya bag itu tak memahami
hati yang sedang tak sabar menemui orang yang tengah menunggu ku di luar sana.
Serasa ingin meneriakkan bag itu agar segera muncul didepanku. Keluarlah keluarlah....!!
Setelah 20 menit bag ku pun muncul. Ingin membisikkan sesuatu agar bag itu
tak membuat ulah lagi sehingga aku smakin lama menghabiskan waktu untuk menahan
sebuah kerinduan.
Tak lama berselang waktu, aku pun berjalan dengan cepat menuju pintu keluar
bandara. Didepan pintu banyak orang-orang berkerumunan sambil melihat
orang-orang yang mereka tunggu. Ada yang menunggu keluarga mereka pulang dari
umroh. Dan ada juga menunggu keluarga mereka yang dari negara lain. Aku pun
tengah ditunggu oleh keluarga baruku. Pasti mereka lama menungguku. Aku harap
mereka juga menungguku dengan penuh rasa rindu dan cinta agar penat mereka
segera lenyap dari raga mereka. Tak ada kata bosan jika sesuatu berdasarkan
kerinduan, dan tak ada rasa penat jika sesuatu dilakukan dengan cinta. Hanya
saja kesabaran yang sedikit teruji.
Sebelum aku mendekati pintu keluar. Sengaja aku ambil baju dingin coklat
dari bag kecil. Aku keluarkan dan aku lilitkan dileherku. Berharap mama
langsung cepat mengenal anaknya ketika aku keluar dengan menampakkan baju
dingin yang mama belikan waktu mama dan babah ke cina satu setengah tahun yang
lalu. Maklumlah ketika itu terlalu ramai orang-orang yang sama-sama keluar di pintu
utama arrival hall itu.
Stelah aku keluar bersama dua temanku yang bertemu ketika transit di Abudhabi,
aku pun masih kebingungan dan bertanya-tanya. Mana babah mama dan acu ina.
Apakah mereka sudah pulang karena terlalu lama menungguku? Apakah mereka
benar-benar menungguku.? Oh Tuhan...pertemukanlah segera aku dengan mereka.
Tak sampai lima menit hati berbisik dimana mama babah dan acu ina,
tiba-tiba terdengar suara dibelakangku. Sepontan aku berbalik dan melihat
seorang ibu berdiri di depanku. Sosok yang tak asing lagi bagiku. Seorang ibu
dengan senyuman penuh kasih sayang yang kukenal dua tahun yang lalu tanpa
pertemuan. Seorang ibu yang pernah
mengatakan bahwa beliau mempunyai lima orang anak ketika disebuah acara sekolah,
yaitu diriku dari pelosok jambi yang beliau masukkan dalam daftar lima orang
anaknya. Sepontan aku dekati ibu ini dan langsung ku peluk beliau. Mama...aku
rindu.
Setelah bertemu mama babah n acu ina untuk pertama kalinya, akupun merasa
betapa kecilnya dunia ini. Sangat mudah untuk mempertemukan satu manusia dengan
manusia lain. Bagian dari perkara kecil untuk mempertemukan manusia disudut
timur dengan manusia disudut barat bumi.. Semua itu akan mudah jika
menghubungkan silaturrahim dengan orang lain berdasarkan cinta sesama manusia
karena Allah. Ya Allah sungguh indah
nikmat yang engkau karuniakan ini. Allahumma ij'alna mina Asy-syakirin (jadikan
lah kami bagian dari orang-orang yang bersyukur)..bersyukur dengan indahnya ukhuwah.
Bersyukur dengan segala yang engkau berikan.
Jackie Chan pernah berkata dalam filmnya Spy Next Door :
"Sesungguhnya keluarga itu tak hanya dari keluarga kandung saja, akan tetapi keluarga juga muncul dari orang yang mencintai kita dan orang yang kita cintai".
#Bersambung cerita kerinduan kepada Emak n Abah (Malaysia-Indonesia)#
Kuala Lumpur International Airport