Social Icons

Pages

Saturday 4 May 2013

Pertemuan di Bumi Melayu




 Oleh : Muhammad Afdhal Sulaiman

Pagi rabu nan indah 25 juli semua  jendela flat kota Cairo tertutup rapi..yaah....kebiasaan yang tak asing lagi jika jendela tertutup rapi. ini menandakan bahwa penduduk negri ini sedang tidur pulas diiringi mimpi-mimpi indah mereka sehingga pagi yang berkah mereka tukarkan dengan keindhah-keindahan yang hanya dapat dirasakan dengan sebatas mimpi. Ketika semua orang hidup dalam dunia mimpi aku pun menyibukkan pagiku untuk bersiap2 menatap mimpi indah kemaren yang akan menjadi kenyataan yang akan ku hadapi...yaitu berangkat kekuala lumpur dan diteruskan ke indonesia ...untuk menemui orang tuaku..yea..sebagai seorang anak yang hidup di negri orang hanya bisa bermimpi untuk bertemu orang tua tercinta. Ku merindukan orang tua yang melahirkan ku dari rahimnya dan orang tua yang melahirkan ku dari hatinya.
Dengan membaca bismillah ku bertolak dari flatku dan langsung menyinggahi taksi putih. Dengan di hantar tiga orang teman akupun sampai di bandara internasioanl cairo setelah menghabiskan waktu perjalanan tiga puluh menit. Pagi itu indah sekali, dan sangat indah. Begitulah jika hati manusia dibalut dengan kerindunan dan cinta. Rasa rindu kepada keluarga akan terus menitikkan tetesan-tetesan cinta. Rindu adalah manifestasi sebuah cinta. Tanpa rindu cinta hanya seperti bunga tanpa madu. Rindu adalah pemanis sebuah cinta. Begitulah yang kurasakan pagiku ketika menunggu di ruang tunggu flight ke kuala lumpur ketika itu.
Perjalanan dari cairo-kuala lumpur membutuhkan waktu lebih dari sepuluh jam. Rasanya aku ingin melipat waktu agar aku bisa lebih cepat lgi sampai ke kuala lumpur dan  bertemu mama babahku dan acu ina yang berjanji akan menunggu di KLIA. Tak sabar menatap dan memberikan senyum pertama kepada mereka. Sungguh aku rindu. Rindu yang tak pernah di awali dengan pertemuan nyata. Akan tetapi rindu ini muncul setelah aku selalu berimajinasi tentang mereka sebelum bertemu. Sebelum bertemu mereka sudah dulu hadir di kepinga-kepingan mimpi setiap malamku. Oh keluarga baruku...terimalah kunjungan pertamaku ini. Karena kunjunganku ini tak sebatas berkunjung, akan tetapi kunjungan yang di awali dengan rindu dan cinta.
Sekitar pukul 13:00 waktu malysia flight Ettihad pun landing dibumi melayu itu. Bumi yang tak asing lagi didengar ketika di indonesia dulu. Bumi dimana aku mengenal satu keluarga yang Allah perkenalkan kepada ku.
Setelah proses imigrasi selesai aku pun bergegas menuju hall pengambilan bag. Sungguh lama sekali menunggu bag keluar. Sepertinya bag itu tak memahami hati yang sedang tak sabar menemui orang yang tengah menunggu ku di luar sana. Serasa ingin meneriakkan bag itu agar segera muncul didepanku. Keluarlah keluarlah....!!
Setelah 20 menit bag ku pun muncul. Ingin membisikkan sesuatu agar bag itu tak membuat ulah lagi sehingga aku smakin lama menghabiskan waktu untuk menahan sebuah kerinduan.
Tak lama berselang waktu, aku pun berjalan dengan cepat menuju pintu keluar bandara. Didepan pintu banyak orang-orang berkerumunan sambil melihat orang-orang yang mereka tunggu. Ada yang menunggu keluarga mereka pulang dari umroh. Dan ada juga menunggu keluarga mereka yang dari negara lain. Aku pun tengah ditunggu oleh keluarga baruku. Pasti mereka lama menungguku. Aku harap mereka juga menungguku dengan penuh rasa rindu dan cinta agar penat mereka segera lenyap dari raga mereka. Tak ada kata bosan jika sesuatu berdasarkan kerinduan, dan tak ada rasa penat jika sesuatu dilakukan dengan cinta. Hanya saja kesabaran yang sedikit teruji.
Sebelum aku mendekati pintu keluar. Sengaja aku ambil baju dingin coklat dari bag kecil. Aku keluarkan dan aku lilitkan dileherku. Berharap mama langsung cepat mengenal anaknya ketika aku keluar dengan menampakkan baju dingin yang mama belikan waktu mama dan babah ke cina satu setengah tahun yang lalu. Maklumlah ketika itu terlalu ramai orang-orang yang sama-sama keluar di pintu utama arrival hall itu.
Stelah aku keluar bersama dua temanku yang bertemu ketika transit di Abudhabi, aku pun masih kebingungan dan bertanya-tanya. Mana babah mama dan acu ina. Apakah mereka sudah pulang karena terlalu lama menungguku? Apakah mereka benar-benar menungguku.? Oh Tuhan...pertemukanlah segera aku dengan mereka.
Tak sampai lima menit hati berbisik dimana mama babah dan acu ina, tiba-tiba terdengar suara dibelakangku. Sepontan aku berbalik dan melihat seorang ibu berdiri di depanku. Sosok yang tak asing lagi bagiku. Seorang ibu dengan senyuman penuh kasih sayang yang kukenal dua tahun yang lalu tanpa pertemuan. Seorang ibu yang  pernah mengatakan bahwa beliau mempunyai lima orang anak ketika disebuah acara sekolah, yaitu diriku dari pelosok jambi yang beliau masukkan dalam daftar lima orang anaknya. Sepontan aku dekati ibu ini dan langsung ku peluk beliau. Mama...aku rindu.
Setelah bertemu mama babah n acu ina untuk pertama kalinya, akupun merasa betapa kecilnya dunia ini. Sangat mudah untuk mempertemukan satu manusia dengan manusia lain. Bagian dari perkara kecil untuk mempertemukan manusia disudut timur dengan manusia disudut barat bumi.. Semua itu akan mudah jika menghubungkan silaturrahim dengan orang lain berdasarkan cinta sesama manusia karena Allah. Ya Allah sungguh  indah nikmat yang engkau karuniakan ini. Allahumma ij'alna mina Asy-syakirin (jadikan lah kami bagian dari orang-orang yang bersyukur)..bersyukur dengan indahnya ukhuwah. Bersyukur dengan segala yang engkau berikan.

Jackie Chan pernah berkata dalam filmnya Spy Next Door :
"Sesungguhnya keluarga itu tak hanya dari keluarga kandung saja, akan tetapi keluarga juga muncul dari orang yang mencintai kita dan orang yang kita cintai". 

 #Bersambung cerita kerinduan kepada Emak n Abah (Malaysia-Indonesia)#
Kuala Lumpur International Airport



Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

 

Sample Text

Sample Text